BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebelum
membicarakan lebih jauh tentang pengembangan kurikulum, terlebih dahulu kita
perlu memahami apa yang dimaksud dengan kurikulum. Setiap orang, kelompok
masyarakat, atau bahkan para ahli pendidikan dapat mempunyai penafsiran yang
berbeda tentang pengertian kurikulum. Sekalipun masing-masing definisi mengenai
kurikulum tersebut mengandung kebenaran, namun ada baiknya bila kita mencoba
menemukan diantara berbagai definisi tersebut, definisi mana yang paling tepat
dan paling dapat diterima. Untuk itu pada makalah ini pertama-tama akan saya
berikan sejumlah definisi mengenai kurikulum yang pernah dikemukakan oleh para
ahli di bidang ini. Selanjutnya, setelah menelaah berbagai definisi tersebut,
akan merumuskan suatu definisi yang kita pandang paling tepat, yang dapat kita
jadikan sebagai definisi kerja kita mengenai kurikulum
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian
kurikulum?
2.
Bagaimana
pengertian kurikulum secara sempit / tradisional?
3.
Bagaimana
Pendapat para ahli tentang pengertian kurikulum secara tradisional?
4.
Bagaimana
Penjelasan kurikulum secara luar / modern?
5.
Bagaimana
Pendapat para ahli tentang definisi kurikulum modern?
6.
Dari
definisi yang telah disebutkan, definisi mana yang tepat?
C.
Tujuan
1.Dapat
mengerti tentang asal kata kurikulum
2. Dapat
menjelaskan pengertian kurikulum secara sempit/ tradisional3.Dapat menyebutkan pendapat para
ahli tentang pengertian kurikulum secara tradisional
4. Dapat
Menjelaskan pengertian kurikulum secara luas / modern
5. Dapat
menyebutkan pendapat para ahli tentang pengertian kurikulum modern 6.Dapat menuliskan pendapat tentang pendapat mana yang paling tepat, serta menyampaikan alasanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum Secara
Etimologis
Webster’s Third New Internasional Distionery menyebut Curriculum
berasal dari kata curere. Dalam bahasa latin currerre berarti:
1.
Berlari
cepat (pada perlombaan lari di stadion)
2.
Tergesa-gesa
3.
Menjalani
Currerre
dikatabendakan menjadi curriculum berarti :
1.
Lari
cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki.
2.
Perjalanan,
satu pengalaman tanpa berhenti.
3.
a.
Jalan, larinya
b. Perlombaan,
pacuan, balap
c. Peredaran, gerakan berkeliling
lamanya.
4. Lapangan perlombaan,
gelanggang, jalan.
Menurut “Satuan
Pelajaran” SPG yang dibuat oleh Dep. P &K, Kurikulum berasal dari bahasa
Yunani, yang berarti: “Jarak yang ditempuh”. Semula dipakai dalam lapangan olah
raga (Oemar Hamalik:2008;12).
2. Beberapa Definisi Tentang Kurikulum
A.
Kurikulum dalam arti sempit atau tradisional
Konsep
kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan,
juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
Menurut pandangan lama/tradisional kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran
disekolah atau perguruan tinggi yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah
atau naik tingkat.
Carter V. Good
mengemukakan pengertian kurikulum adalah a systematic group of course or subject required for graduation in major
field of study. Kurikulum merupakan sekumpulan mata pelajaran atau sekwens yang
bersifat sistematis yang diperlukan untuk lulus atau mendapatkan ijasah dalam
bidang studi pokok tertentu
Robert Zaiz (1976)
berpendapat curriculum is a resouese of subject matters to be mastered.
dimaksudkan kurikulum adalah serangkaian mata pelajaran yang harus dikuasai.
Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
disajikan guru kepada siswa untuk mendapatkan ijazah atau naik tingkat. Kurikulum
semacam ini, tidak lebih dari daftar singkat mengenai sasaran dan isi
pendidikan yang diajarkan disekolah atau progam silabus atau pokok bahasan yang
akan diajarkan (Arief Lavy:1983).
Kurikulum
seperti diatas mempunyai kaitan hanya sedikit pada kehidupan, terlepas dari
kenyataan yang konkret, sehingga terjadi jurang antara pengalaman dan
pendidikan, dan tidak adanya segala macam bentuk tanya jawab atau keikutsertaan
murid didalam proses pendidikan (Paul Langrand:1981).
B.
Kurikulum dalam arti luas atau modern
Kurikulum dalam
pengertian ini bukan sekadar sejumlah mata pelajaran, tetapi mempunyai cakupan
pengertian yang lebih luas, yakni, sesuatu yang nyata terjadi dalam proses
pendidikan(Oemar Hamalik:2008:5-6).
Pendapat para
ahli dibawah ini mencerminkan pngertian kurikulum di atas, antara lain:
a.
Ronald
Doll (1974) mengemukakan bahwa kurikulum …all the experiences which are offered
to learners under the auspices or direction of the school”. Dimaksudkan
kurikulum meliputi semua pengalaman yang disajikan kepada murid dibawah bantuan
atau bimbingan sekolah.
b.
William
B. Ragan(1960) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut “ The tendency in
recent decades has been to use the term in a broader sense to refer to the
whole life and progam of the school. The term is used to include all the
experiences of children for which the school accepts responsibility. It denotes
the results of efferots on the part of the adults of the children the finest,
most whole some influences that exist in the culture”. Inti dari penegertian
tersebut bahwa kurikulum adalah semua pengalaman murid dibawah tanggung jawab
sekolah.
c.
Harold
Spears (1975) memberi batasan kurikulum, bahwa “the curriculum is look upon as
being composed of all actual experience pupils have under school direction,
writing a course of study became but small part of curriculum”. Bahwa kurikulum
tersusun dari semua pengalaman murid yang bersifat actual dibawah bimbingan
sekolah, mata pelajaran yang ada hanya sebagian kecil dari progam kurikulum.
d.
Harold
B. Alberty dan Elsie J. Alberty (1952) mendefinisikan kurikulum “all of the activities
that are provided for student by the school constitute, its curriculum”. Bahwa
kurikulum adalah segala perbuatan yang dilaksanakan sekolah bagi murid-murid.
e.
Menurut
Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya :”Curriculum
Planning” menguraikan pengertian kurikulum sebagai berikut: “Sum Total of the
School efforts to influence learning whether in the classroom, play ground or
out of Scooll”.(Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik
berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah (Hendyat Soetopo dan Wasty
Soemanto :1993:13).
f.
Menurut
Soedijarto, sebuah pengalaman Pemikiran Bagi Prosedur Perencanaan dan
Pengembangan; Kurikulum Perguruan Tinggi, BP3K Dep. P & K 1975, yaitu
sebuah pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk
diatasi oleh para siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan(Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto
:1993:13). .
g.
Dr.
Sarimuda Nasution dalam bukunya:”Kurikulum usaha-usaha Perbaikan dalam Bidang
Pendidikan dan Administrasi Pendidikan”.
h.
Menurut
“Association for Supervision Curriculum Development A Departemant of the
national Education Association” dalam bukunya : Balance in the curriculum tahun
1961 mengemukakan pengertian kurikulum : “all learning opportunities by the
school as potential contributions to the balanced development of learners”.
(Semua kesempatan belajar yang diberikan oleh sekolah sebagai bantuan demi
pengembangan pelajar yang seimbang[1].
i.
H.
Larry Winecoff mengartikan the curriculum is generally defined as a plan
developed to fasilities the teaching/learning process under the direction and
guidance of school, college or university and its staff members. Pada umumnya
kurikulum didefinisikan sebagai suatu perencanaan untuk mengembangkan fasilitas
progam belajar mengajar dibawah bimbingan dan petunjuk sekolah,
fakultas/universitas dan anggota-anggota stafnya.
j.
Hamid
Hasan (1988) mengemukakan konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi,
yaitu:
1.
Kurikulum
sebagai suatu ide, yang dihasilkan melalui teori-teori pendidikan, khususnya
dalam bidang teori dan pendidikan.
2.
Kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu
ide yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat dan
waktu.
3.
Kurikulum
sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, dalam bentuk praktek pembelajaran.
4.
Kurikulum
merupakan suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan,
dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku
atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
k.
Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar(Undang-Undang
No. 2 Tahun 1989).
l.
Hilda
Taba (1962) berpendapat bahwa kurikulum dan pengajaran menurut dia bukan
terletak pada implementasinya, tetapi pada keluasan cakupannya. Kurikulum
berkenaan dengan cakupan tujuan isi dan metode yang lebih luas atau lebih umum,
sedangkan yang lebih sempit lebih khusus menjadi tugas pengajaran. Menurut taba
keduanya membentuk satu kontinum, kurikulum terletak pada ujung tujuan umum
atau tujuan jangka panjang, sedangkan pengajaran pada ujung lainnya yaitu yang
lebih khusus atau lebih dekat.
Dari sejumlah
pendapat diatas dapat disimpulkan, kurikulum adalah semua pengalaman, kegiatan,
dan pengetahuan murid dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah dan guru. Dari uraian diatas membuktikan
bahwa kurikulum dalam arti luas/modern mencakup kehidupan murid dan masyarakat.
Pemahaman kurikulum semacam ini, seperti apa yang dikemukakan oleh William H.
Killpatrick (1957) bahwa the new curriculum becomes the total living of the
child so far as the school can influence it or should takes responsibility for
developing it. Bahwa kurikulum dalam arti modern meliputi keseluruhan kehidupan
anak, sepanjang sekolah dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan tersebut,
atau sekolah seharusnya mengambil tanggung jawab atas pengembangan kehidupan
tersebut.
C.
Dari Definisi-definisi diatas, menurut saya definisi kurikulum yang
paling tepat dan baik adalah definisi kurikulum menurut Soedijarto dan Hamid
Hasan.
Menurut
Soedijarto, kurikulum adalah sebuah pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa/mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
Sedangkan Hamid
Hasan mengemukakan konsep kurikulum sebagai berikut :
a.
Kurikulum
sebagai suatu ide, yang dihasilkan melalui teori-teori pendidikan, khususnya
dalam bidang teori dan pendidikan.
b.
Kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu
ide yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat dan
waktu.
c.
Kurikulum
sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, dalam bentuk praktek pembelajaran.
d.
Kurikulum
merupakan suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya
perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Menurut saya
definisi/konsep dari Soedijarto dan Hamid Hasan merupkan definisi yang menurut
saya paling baik, karena mereka merumuskan kurikulum dengan lebih sederhana
namun mencakup segala aspek dalam proses, cara, serta untuk menuju suatu tujuan
pendidikan. Dari penjabaran pendapat mereka juga dapat diambil intinya bahwa
kurikulum dapat diartikan sebagai suatu progam pendidikan, dimana telah kita
ketahui bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupaka
cirri utama pendidikan disekolah. Dengan kata lain kurikulum merupakan syarat
mutlak bagi pendidikan disekolah. Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk
pelaksanaan suatu pendidikan disekolah yang tidak memiliki kurikulum. Pasti
pendidikan tersebut tidak dapat berjalan secara baik.
Dari pendapat
Soedijarto dan Hamid Hasan juga dapat diambil kesimpulan, bahwa kurikulum
adalah suatu progam pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.
Kebaikan dari
definisi mereka diatas karena adalah bahwa dalam definisi yang dikemukakan oleh
Soedijarto dan Hamid Hasan tersebut mencerminkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Pendidikan
adalah suatu usaha atau kegiatan yang mempunyai tujuan.
2.
Didalam
kegiatan pendidikan itu terdapat suatu rencana yang disusun/diatur.
3.
Rencana
tersebut dilaksanakan di Sekolah melalui cara-cara yang telah ditetapkan.
4.
Cara-cara
tersebut diterapkan dengan disertai buku pelajaran, alat mengajar yang dapat
dilaksanakan baik secara tertulis maupun praktek dalam pembelajaran.
5.
Kurikulum
merupakan suatu hasil dari proses pendidikan yang bertujuan untuk mencapai
perubahan perilaku dan kemampuan peserta didik
Kurikulum
sangatlah berperan penting dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia,
perubahan-perubahan kurikulum yang ada di Indonesia itu semata-mata hanya untuk
membuat dunia pendidikan di Indonesia ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Soetopo Hendyat, Soemanto Wasty.
1993. Pengembangan dan Pendidikan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan
KurikulumTeori dan Praktik. Jogjakarta : AR-Ruzz Media.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syarief, Hamid. 1996. Pengembangan
Kurikulum. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Nana, Syaodih Sukmadinata. 2007. Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Thanks Nurul untuk ilmunya :D
BalasHapusditunggu kunbalnya www.undilife.gq